Cerpen ~ jejen wesley

Cerpen

KEBERANIAN ITU HEBAT
Hari ini hari sabtu, mungkin bumi semakin cepat berputar, tanpa terasa seminggu telah berlalu, baru saja aku membereskan selimut dan bidak catur yang tercecer, tanpa kusadari jarum jam  pendek berada antara 7 dan 6, aku heran, mengapa begitu cepat waktu berjalan? Atau aku yang lemot ya…? Malangnya lagi bel tanda masuk sudah berbunyi 10 menit yang lalu, terpaksa harus lari lapangan 3 kali (tidak patut dicontoh).
“Pak Tarno ganteng  banget hari ini, Pak 2 kali saja ya…” tawarku
“Saya suka angka ganjil, itu sunnah rasul, jadi lari tiga kali, cepattt….!”
Lapangan lebarnya 1 km jadi kalau dikali 3 hasilnya 3 km, waduh…tapi gak papa dech itung-itung olah raga, tidak boleh mengeluh kata, mama kan “lakukan semua dengan ikhlas, maka semuanya akan berjalan dengan lancar”. Keringat bercucuran di kening meskipun hari ini adalah hari yang cukup dingin. Rasanya ingin aku hidup di planet Yupiter, planet terbesar, agar aku bisa melewati hari yang panjang dengan santai.
“Panggilan kepada ananda anggara lusi kelas XII-IPA1 harap menemui Bapak Ardi diruang olah raga sekarang”terdengar suara dari mikrofon .Hampir saja aku tiba di kelas, beruntungnya aku, aku tak bisa membayangkan bagaimana wajah Bu Mia ketika aku masuk kelas, soal trigonometri pasti telah menantiku, dengan semangat dan senang hati aku berputar arah menuju ruang olah raga.
“Silahkan masuk, duduk!”
“Terima kasih Pak, ada apa pak?”
“Ini masalah penting, pukul 10 nanti kamu harus sudah berada di GOR Harapan Jaya”
“Maksud Bapak untuk final catur? 3 jam lagi pak? Kenapa harus mendadak begini?”
“Ini keputusan panitia, tidak bisa diganggu gugat, bapak juga tidak tahu kenapa harus dipercepat, kamu siap?”
“Siap tidak siap saya harus siap”
“Bagus”
“Tapi Pak, bolehkan saya menelpon mama saya sebentar saja”
“Silahkan”
“Assalamu’alaikum, mama ini Lusi”
“Ada apa sayang, apa yang terjadi,apa ada masalah?” Tanya mama kawatir.
“Gak ma…., Lusi baik-baik saja,lusi Cuma mau kasih tau mama, kalau jam 10 nanti Lusi ke Surabaya untuk final catur pelajar SMA”jawabku
“Loh…bukannya besok?”
“dimajukan ma, Lusi Cuma minta do’a mama”
“Iya, mama akan selalu mendo’akan kamu, kamu yang tenang ya, jangan lupa berdo’a dan jangan pernah menyerah”
“Iya, terima kasih ma, lusi sayang sama mama”
“Mama juga sayang sama lusi, hati-hati nak”.
            Aku ingin membahagiakan mamaku dengan memberikannya sebuah rasa bangga, semenjak ayah meninggal aku menjadi satu-satunya orang yang sangat berharga bagi mama, ayah selalu mengajariku untuk mencapai semua keinginanku tanpa rasa ragu, dulu aku igin sekali menjadi seorang pemain sepak bola terkenal, tapi kata ayah itu tak mungkin karena aku adalah seorang perempuan, geli rasanya mengingat keinginan masa kecilku dulu.Dan semenjak saat itu aku mengurungkan keinginanku untuk masuk ke klub sepakbola di desaku.
“yah, kenapa perempuan gak boleh main sepakbola? Lusi kan pengen jadi striker terkenal?”tanyaku polos
Sambil tersenyum ayah menjawab”karena perempuan itu lemah lembut dan anggun, jadi mereka tidak bisa bermain dalam permainan yang  keras  seperti layaknya laki-laki”. Aku hanya bisa cemberut mendengar jawaban ayah, dalam hati semakin tertanam rasa yang kuat untuk bisa menjadi kuat seperti laki-laki.Dan diturnamen inilah aku ingin membuktikannya karena aku adalah satu-satunya perempuan yang mengikuti turnamen ini, banyak temanku yang berkata
“Buat apa bersusah payah, kamu pasti kalah melawan laki-laki”
“apalagi dengan sepupuku Putra Atmaja kamu pasti kalah”tambah Jojo.Tapi semakin banyak yang meremehkanku semakin kuat keberanian yang tertanam dalam hatiku.Pukul 8.30 aku sampai di tempat tujuan, aku langsung bersiap-siap dan Pak Ardi memberikan pengarahan kepadaku. Berbagai diagram telah ditunjukkan kepadaku untuk dipelajari, Pak Ardi telah mengamati skema permainan Putra. Aku berhadapan dengan Putra yang tingginya kira-kira 10 cm lebih tinggi dariku,beruntung aku mendapatkan bidak catur putih dan aku segera melakukan pembukaan Inggris seperti kata Pak Ardi dan mulai serangan menggunakan luncus, tapi Putra menghadapinya dengan menggunakan sang menteri, 30 menit berlalu dan putra telah mampu melucuti senjata utamaku, kuda, dan 2 pion dan”skakk” teriaknya lantang. Meskipun aku terjepit aku tidak akan menyerah, tetapi aku mulai kehilangan konsentrasi dan kuda hitam milik putra berhasil melibas leher rajaku, putaran pertama aku berhasil dikalahkan,”Lusi kamu harus tetap focus dan konsentrasi, tetap tenang” Kata Pak Ardi menyemangatiku. Babak ke-2 dimulai dan aku telah mampu menguasai jalannya pertandingan karena aku mulai bisa membaca skema permainan putra, dan dalam waktu 1 jam aku mampu mengalahkan Putra Atmaja. Babak ketiga langsung dimulai, ritme permainan meningkat, Putra langsung menyerang dengan mengandalkan luncusnya, akupun segera mengimbangi dengan  mengandalkan sang menteri, tetapi luncusku mampu dilibasnya, aku akan tetap bertahan dan berjuang sampai titik penghabisan, dan aku menerapkan pertahanan yang diajarkan oleh ayahku dan menyerang seperti yang diajarkan Pak Ardi 1 jam telah berlalu dan akhirnya aku mampu meneriakkan “skak mat….”. Aku tak menyangka bisa mengangkat piala untuk pertama kalinya.Terima kasih mama, berkat do’a dan kesabaranmu aku dapat melakukan ini semua, dan ayah yang berada diatas sana,aku telah mampu menjadi kuat dan aku akan selalu menjaga mama.
  
          

from jejen